Sambil Berbaring, Si Oma Saksikan Butet Berlaga, Horee! Langsung Menangis
Ketika Totowi/Liliyana berhasil menang di babak pertama, keduanya tertawa bahagia. “Saya optimis Yana menang,” tukas Oma Syane, sambil membetulkan bantalnya.
Memasuki babak kedua, ekspresi optimis bercampur tegang jelas tampak di wajah Oma Syane. Beragam celetukan keluar dari mulutnya. “Mantap Yana!,” kata oma. “Bagus sekali Owi.”
Sesekali, Oma Syane mengangkat tangannya. Tertawa girang. Kamar oma pun mulai ramai. Sorakan kegirangan bergantian dilakukan keluarganya.
“Yana harus menang. Karena sudah umur, ini puncak karirnya,” tukas Hontje, ketika poin Totowi/Liliyana mulai meninggalkan lawannya di babak kedua. Sorakan makin menjadi saat match poin. Wajah Oma Syane tegang. Pamannya berdiri di samping tempat tidur.
Saat dinyatakan Tontowi/Liliyana menang, Hontje bersorak kegirangan. Berpelukan dengan anggota keluarga lain. Oma Syane menangis. Haru, bangga, bahagia bercampur. “Jika opa masih ada pasti bangga,” kata Oma Syane. Airmata menetes di pipinya.
Kebahagiaan yang tak terkira juga dirasakan sang mama. Janji bertemu dengan wartawan dipenuhinya. Bahkan rumahnya dibiarkan terbuka. Para tetangga bergantian mengucapkan selamat. Air mata kebanggaan pun menitik di wajah Olly.
“Saya senang sekali. Cita-cita Liliyana bertahun-tahun tercapai,” ucap Olly haru. Dia mengaku saat menonton aksi Liliyana, sangat tegang.
“Tapi tak berhenti berdoa. Sebelum ke Brasil, dia sudah menyatakan, ini menjadi Olimpiade terakhirnya. Saya bangga dia menang dan membuat bangga Indonesia,” tutup Olly dengan nada bangga, sembari melayani ucapan selamat dari kerabat dan tetangganya.