Sangkur Itu pun Menancap Di Dada
Secepatnya Riski bangun dan berusaha mengambil pisau. ‘’Dia nyerang, tapi tidak kena. Dia tersandung dan pisau itu menikam dadanya sendiri,’’ ujar Budi.
Kendati telah terluka, Riski terus memberi perlawanan. Karenanya, Budi semakin kalap. Apalagi Riski memegang kaki kanannya. ‘’Makanya saya sayat tangannya, lalu saya tikam punggungnya,’’ tambah Budi.
Seketika Riski tergeletak tak berdaya. Selanjutnya Budi memarkirkan motor korban sekitar 200 meter dari TKP. Seingat Budi, waktu itu dia menyalakan lampu sein. Tujuan agar ada warga yang bakal menyelamatkan Riski.
Selanjutnya Budi duduk sendirian. Sangkur diselipkan di balik celananya. Karena tak kunjung ada warga yang melintas, Budi memilih melarikan diri. Sepeda motor ditinggal begitu saja di Jalan Cipta Karya, Kelurahan Tuah Karya, Tampan.
Namun sebelum kabur, Budi mengaku sempat menemui sekuriti perumahan dan memberi tahu ada korban yang berlumuran darah. Selanjutnya dengan berjalan kaki, Budi menuju ke Warnet. ‘’Waktu saya tinggalkan, Riski masih bernafas,’’ jelas Budi.
Beberapa saat kemudian, Budi menghubungi temannya Rei (15). Lalu dia dijemput. Tidak jauh dari situ, Budi membuka baju dan membuangnya di tong sampah pinggir jalan. ‘’Setelah itu saya balik ke Kualu dan cuci muka,’’ akunya.
Selama pelariannya, Budi numpang di rumah Rei. Sehari setelah kejadian, barulah Budi memberitahu Rei, bahwa dia berkelahi dengan Riski. ‘’Kemudian saya diantar bapak Rei ke Jalan Delima,’’ tambahnya.
Lantaran penyesalan yang teramat, Budi kembali ke Warnet tempatnya bekerja. Hanya saja, keesokan harinya, Warnet rusak berantakan. Oleh pemilik, Warnet ditutup selama lima hari.