Sanksi FA Pada Cavani Berbuntut Panjang di Uruguay
Selain jajaran kelembagaan yang membela Cavani, individu-individu juga bergegas membela pemain timnas Uruguay itu.
Twitter dibanjiri hashtag #GraciasNegrito, bisnis kecil mulai memproduksi kaus yang dihiasi frasa tersebut.
Sebuah pesawat menerbangkan spanduk bertuliskan frasa tersebut yang kemudian memajangnya di pantai timur ibu kota Uruguay, Montevideo, untuk menunjukkan dukungan.
Sementara banyak orang berbondong-bondong membela Cavani, bahkan menuduh FA lagi mabuk kolonial.
Beberapa di komunitas Afro-Uruguay mengatakan mungkin sudah waktunya untuk peninjauan bahasa.
Pemain kulit hitam Mathias Acuna, 28, yakin sanksi FA tidak adil, tetapi bukan berarti rasisme bukan masalah.
"Ada kalanya (kata 'negro' atau 'negrito') digunakan dengan penuh kasih sayang, sebagai pujian. Itu tergantung dari siapa," katanya kepada AFP.
"Sangat disayangkan bahwa dia (Cavani), yang menggunakannya dengan penuh kasih sayang, yang dijadikan contoh, tetapi rasisme di Uruguay dan di sepak bola ada. Orang harus lebih berhati-hati, " katanya.