Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Saparan, Ada Sesaji untuk Menghilangkan Keruwetan Hidup

Minggu, 21 Oktober 2018 – 00:15 WIB
Saparan, Ada Sesaji untuk Menghilangkan Keruwetan Hidup - JPNN.COM
Warga mengambil apem saat puncak tradisi Saparan di Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Jumat (19/10). Foto: ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA/JPNN.com

”Ki Ageng Wonolelo merupakan orang pertama yang mendirikan Dusun Pondok Wonolelo,” jelas Wartono, ketua panitia upacara adat Saparan dan Kirab Budaya Pusaka Ki Ageng Wonolelo.

Dalam sejarah, Ki Ageng Wonolelo juga dikenal dengan nama Jumadigeno. Dia merupakan keturunan Prabu Brawijaya V dan penyebar agama Islam pada masa kerajaan mataram.

Semasa hidupnya, Ki Ageng Wonolelo pernah diutus raja Mataram untuk berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya, Palembang. Dikisahkan Wartono, saat itu Kerajaan Sriwijaya membangkang kepada Mataram, sehingga Ki Ageng Wonolelo diutus untuk menaklukannya. Yang menarik, dia berhasil menaklukkan Sriwijaya tanpa peperangan.

Pascapenaklukkan Sriwijaya, nama Ki Ageng Wonolelo semakin tersohor. Tidak sedikit yang berdatangan untuk menuntut ilmu kepadanya. ”Ki Ageng Wonolelo menjadi sosok panutan,” tuturnya.

Ada banyak peninggalan Ki Ageng Wonolelo di Dusun Pondok Wonolelo. Di antaranya, napak tilas, pusaka, serta berbagai benda keramat. Di antara napak tilas yang masih ada adalah rumah tiban surau, gumuk lengki, gua landak, serta makam Ki Ageng Wonolelo.

”Sehingga warga selalu mengenangnya dengan upacara adat Saparan dan kirab pusaka,” katanya.

Dia menyebut rangkaian upacara adat diawali dengan pengajian akbar. Dilanjutkan dengan pengajian rutin di pendopo makam Ki Ageng Wonolelo selama saparan. Puncaknya, kirab pusaka Ki Ageng Wonolelo. Kirab diikuti bregada. Meliputi sesepuh trah, sesepuh dusun, putro wayah, santri, ulama, prajurit, putri domas, dan berbagai kelompok kesenian.

Ada berbagai benda pusaka yang dikirab. Antara lain, Alquran peninggalan Ki Ageng Wonolelo. Ini menjadi penanda bahwa Alquran menjadi penuntun. Berikutnya, bandil. Benda berbentuk seperti bola kecil yang dilengkapi dengan pegangan dan tali ini pernah digunakan Ki Ageng Wonolelo saat babat alas. Tepatnya saat mendirikan Dusun Pondok Wonolelo.

Dalam tradisi Saparan, ada beragam sesaji, di antaranya tumpeng robyong, simbol untuk menghilangkan keruwetan dari berbagai macam gangguan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close