Sarah Gilbert
Sarah Gilbert adalah pahlawan kemanusiaan, karena dia tidak mau menerima bayaran dari hak cipta dan hak paten vaksin ciptaannya. Gilbert menggratiskan karya ciptanya dan membebaskan AstraZeneca untuk memproduksinya tanpa membayar royalty.
Itulah sebabnya mengapa vaksin AstraZeneca sekarang menjadi vaksin paling murah di dunia. Tingkat efikasi dan keamanan AstraZeneca bisa bersaing dengan semua vaksin yang ada, tetapi harga AstraZeneca paling murah di antara semua vaksin yang sekarang beredar.
Harga jual AstraZeneca dalam kurs rupiah sekitar Rp 58 ribu per dosis. Johnson & Johnson dan Sputnik V buatan Rusia dan Amerika Serikat dijual 141 ribu. Sinovac buatan China yang sekarang banyak dipakai di Indonesia dijual dengan harga Rp 200 ribu.
Novavax dijual Rp 226 ribu per dosis. Pfizer-BioNTech buatan Amerika-Jerman dijual Rp 283 ribu per dosis. Dan yang paling mahal adalah Moderna yang dibanderol Rp 526 ribu per dosis, hampir sepuluh kali lipat harga AstraZeneca.
Dari daftar harga itu sudah bisa dibayangkan betapa mahalnya hak paten. Komponen biaya hak paten bisa jauh lebih mahal dibanding biaya produksi. Karena itu ketika Gilbert tidak mengutip biaya paten maka harga jual AstraZeneca bisa sepuluh kali lipat lebih murah dari vaksin buatan Amerika.
Bisa dibayangkan betapa super crazy rich para pemegang hak paten itu. Setelah mematenkan temuannya mereka akan menikmati royalti seumur hidupnya.
Diproduksi di mana pun di ujung dunia, royalti harus dibayar kepadanya. Itulah yang terjadi pada para inventor seperti Thomas Alfa Edison maupun inventor modern seperti Bill Gates yang kekayaannya mencapai USD 125 miliar atau Rp 1.700 triliun.
Orang-orang seperti Gates menjadi terkaya di dunia karena dia mempertahankan hak paten produk-produknya di Microsoft.