Sarju Wibowo dan Rutan Wanita Pondok Bambu yang Dipimpinnya
Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga ListrikKamis, 14 Januari 2010 – 05:47 WIB
Setahun memimpin, Sarju juga dinilai tidak punya gebrakan alias sama saja dengan para pendahulunya "Saya kira masih sama saja. Waktu setahun itu belum cukup untuk membikin banyak perubahan," ucap pegawai bidang bimbingan kerja yang sebelumnya menjadi karyawan di Departemen Penerangan itu.
Sejak departemen itu dibubarkan di era Gus Dur, memang banyak pegawai yang dilebur ke rumah tahanan dan lapas. Di rutan itu saja setidaknya ada 50 pegawai eks Deppen. Sarju yang ditanya soal pencopotannya hanya berucap singkat. "Terima kasih, terima kasih ya. Saya nanti ditugaskan di kantor Dirjen Pemasyarakatan," jelasnya.
Persoalan yang belum bisa diatasi Sarju, antara lain, masih banyaknya keluhan pungutan liar di rumah tahanan tersebut. Seorang tukang ojek yang putrinya ditahan di rutan itu karena kasus penipuan mengeluhkan banyaknya biaya yang harus dibayarkan kepada pihak rutan. Padahal, di halaman rutan dipasang banyak poster berisi antipungutan liar. "Kami ini hanya tukang ojek. Masuk penjara susahnya makin bertumpuk," jelas pria yang tinggal di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat itu.