Satu Meja Pakai Bahasa Inggris, Meja Lain Mandarin
Langkah yang diutamakan adalah percakapan atau conversation. Masalah grammar dan lainnya akan ditata melalui kebiasaan dalam bercakap langsung.
Penghobi baca itu menyebut lebih dari 113 pemuda dari beberapa negara yang sudah berkomunikasi dengan dirinya. Mereka sangat tertarik dan sanggup bertukar ilmu dengan masyarakat Indonesia. Evan adalah satu di antara mereka.
Café Inggris Pare sudah dua tahun berdiri. Nama Pare diambil dari sebuah wilayah di Kediri yang dikenal dengan kawasan pendidikan bahasa. Di wilayah itu, dikenal sosok pria yang bernama Kalend Osen. Lelaki tersebut pendiri lembaga pendidikan bahasa Inggris yang sudah meluluskan ribuan siswa.
Bersama Kalend, Agus menuturkan keinginannya mendirikan tempat nonformal yang bernuansa bahasa. Kalend tertarik dan mendukung rencana itu. Perlahan keinginan tersebut diwujudkan dalam bentuk kafe sederhana. ’’Meski sederhana, ilmu yang diserap dari tempat ini luar biasa,’’ ucapnya.
Pelayan di kafe itu juga bukan orang sembarangan. Dia menyebut Evi yang hampir setahun bekerja di kafe tersebut mahir tiga bahasa.
Selain Inggris, dia memahami bahasa Spanyol dan Mandarin. ’’Tamu yang ingin belajar berbahasa Spanyol bisa juga bercakap-cakap di kafe ini,’’ paparnya.
Begitu pula Evan. Pemuda itu mampu berbahasa Prancis dengan fasih. Keahliannya tersebut juga ditularkan kepada pengunjung kafe.
Suami Dian Rusdiana itu berharap kafe tersebut mampu menjadi jembatan bagi masyarakat Surabaya. Mereka yang ingin fasih belajar berbahasa Inggris cukup nongkrong di tempat itu. Tidak harus berlama-lama membahas metode bahasa Inggris yang terangkum dalam buku tebal.