Satu Rumah Tertimbun Longsor di Muaradua, 5 Tewas, 2 Selamat
“Sebelum longsor kedua, aku tarik tangan adik aku si Juwita. Kami lari keluar rumah,” beber Efrianto. Sedang ibu, bapak, dan ketiga adiknya, yakni Angga, Alex dan Rifki tertimpa di dalam rumah.
Longsor kedua disusul longsor ketiga. Efrianto berlari membawa adiknya. Menyeberangi aliran lumpur hingga ke seberang kebun tempat tinggalnya. “Aku berlari sambil menggendong Juwita dan berteriak minta tolong sampai di seberang,” tuturnya.
Tiba di kebun, Efrianto meminta bantuan tetangganya, Narto, untuk memberitahukan warga lainnya kalau rumahnya sudah tertimpa pohon. Kondisi Efrianto sendiri tubuhnya penuh luka. Sedangkan Juwita menaglami luka di sekujur tubuh dan patah tulang bagian kaki.
Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, Narto bersama warga Desa Sadau Jaya secara spontan mencari kelima anggota keluarganya. Proses pencarian memakan waktu dua jam pasca mendapat laporan warga.
Perangkat desa dibantu seluruh warga terutama laki-laki bahu membahu melakukan pencarian korban keluarga Ruswandi yang hilang ditimpa longsor.
Dengan menggunakan peralatan seadanya seperti cangkul, skop dan lainnya ratusan warga terus menggali material longsor.
“Ada sekitar 250 warga yang ikut membantu mencari keluarga Ruswandi yang hilang timpa longsor,” kata Purwanto, perangkat Desa Sadau Jaya.
Setelah 2 jam mencari dengan cangkul dan peralatan lainnya, pukul 09.30 WIB korban ditemukan. “Yang pertama, ditemukan Susmita. Lalu, Rifki, tak jauh dari lokasi Susmita,” bebernya. Lokasi rumah Ruswandi sendiri sudah bergeser sekitar 25 meter dari posisi semula.