Satu-satunya Anjing Ras Lokal yang Diakui Dunia
Anjing ini belakangan dianggap sebagai hama karena merusak lahan pertanian. Sementara peternak anjing setempat mengandalkan proses peternakan dengan pola meliarkan.
Tak butuh lama bagi dirinya melakukan riset. Hanya perlu waktu selama sebulan untuk menyelesaikan film tersebut. Sepuluh hari di antaranya digunakan untuk pengambilan gambar. Sementara 20 hari sisanya untuk proses editing.
“Saya kalau membuat film dokumenter itu mengangkat isu yang dekat dengan saya sebagai film maker. Jadi riset tidak perlu lama. Saya sudah mendengar isu yang terjadi di sana (Desa Sukawana, Red), tinggal memastikan masalah itu ada atau tidak. Jadi riset tidak terlalu berat,” katanya.
Dalam film itu Dadap menemui beberapa orang di Desa Sukawana. Di antaranya Nengah Sadia, peternak anjing yang membawa anjing kintamani hingga diakui secara internasional; Kade Kari, ketua kelompok peternak anjing di Desa Sukawana yang kebetulan anjing betinanya baru melahirkan; serta Darmawan, seorang peternak anjing di desa setempat.
Film secara runut membahas proses perjuangan Nengah Sadia memperkenalkan anjing kintamani ke kancah internasional, kendala peternak dalam membiakkan anjing karena anjing mereka sering diracun.
Selain itu, minimnya perhatian dari Dinas Peternakan Bangli pada kelompok peternak anjing setelah virus rabies merebak.
Dadap juga memunculkan kandang-kandang bagi peternak anjing yang kini terbengkalai, lantaran peternak memilih proses pembiakan dengan lepas liar.
Masalah proses pembiakan itu pun menyisakan kegelisahan tersendiri bagi Dadap. Lantaran pembiakan anjing kintamani yang dilakukan di Bogor, bisa dilakukan menggunakan kandang. Sementara di Desa Sukawana, para peternak belum berhasil membiakkan anjing dengan pola mengandangkan.