Satu-satunya Rumah yang Selamat
Selasa, 06 Oktober 2009 – 11:56 WIB
"Aku sedih karena kampung nan dicinta telah hilang. Hanya hamparan lumpur dan tanah yang nampak. Sedangkan rumah-rumah sudah tidak ada lagi," tandasnya. Semua tetangganya habis. "Mereka terkubur di sana," kata Labai sembari menunjukkan bukit lumpur yang terbentuk hanya beberapa saat sebelumnya.Sebuah Mushola yang biasa ia gunakan bersembahyang ikut terukubur lumpur. " Biasonyo, kalau ka sembahyang , hanya ado imam do awak, tu babarapo padusi. (Biasanya hanya ada imam, saya dan beberapa jemaah perempuan shalat di mushola itu," Kata Labai.
Kini Labai beserta enam anaknya hidup sendirian di dusun Sumanak. Karena itu, kendati rumah Labai masih utuh ia berencana tak akan menempati rumah yang telah menyelematkannya itu. Kini, Labai mengungsi di kerabatnya di kampung Paneh, beberapa kilometer dari kamupun Sumanak. "Aku tak mau hidup sendirian. Mungkin hari ini saya selamat, tetapi kalau ada bencana lagi apa kami masih akan diberi selamat. Kami akan pindah ke tempat yang lebih aman," kata Labai menuturkan.
Tentang rumahnya yang ajaib, karena bisa terhindar dari timbunan tanah dan lumpur Labai tak mau banyak berkomentar. Ia dengan bijak mengatakan, "Semua itu atas kehendakNya. Kami tak bisa merekayasa, karena itu terjadi dengan sendirinya. Sampai sekarang, saya masih terus berucap syukur, karena kelurga kami dilepaskan dari kemurkaan alam yang dahsyat."