Satu Sekolah Tak Lulus Unas, SMA Abadi di Jakarta Akhirnya Ditutup
Demi Menyambung Hidup, Wakasek pun Jadi Tukang OjekKamis, 26 Mei 2011 – 08:08 WIB
Nilai yang paling hancur para siswa adalah matematika. Rata-rata nilainya hanya satu koma sekian. Nilai yang cukup bagus hanya di bahasa Indonesia dengan rata-rata enam koma sekian.
Mengetahui angka kelulusan seperti itu, Afgani mengaku harus menjaga perasaan siswa. Untuk itu, dia langsung memanggil seluruh siswa pada Minggu 15 Mei lalu. Dia tidak perlu menggunakan undangan untuk memanggil seluruh siswanya. Cukup lewat SMS. Sebab, seluruh nomor siswa kelas XII sudah tersimpan di HP Afgani.
Saat dikumpulkan di ruang guru, para siswa tadi tidak berlebihan mengekspresikan kekecewaan. "Tidak ada yang menangis," tutur Afgani. Dia juga sempat bertanya kepada siswa, bagaimana jika nanti ditanya siswa dari sekolah lain. "Mereka malah bilang tetap mengaku lulus dan ikut konvoi," tutur Afgani. Jawaban para siswa itu cukup menghibur Afgani yang sudah diselimuti kekecewaan.