''Saya Lihat Mbah Marijan Pakai Batik''
Kamis, 28 Oktober 2010 – 06:26 WIB
Sekitar pukul 21.00, saya bersama teman-teman memutuskan naik ke Kinahrejo. Ada delapan orang yang berangkat. Tujuannya, mencari warga yang menjadi korban erupsi Merapi, termasuk memastikan kondisi Mbah Marijan.
Kabar yang beredar, di Kinahrejo terdapat empat orang yang berada di masjid saat awan panas memorak-porandakan kampung yang berjarak sekitar 5,5 km dari puncak Merapi itu. Dalam perjalanan, kami harus ekstra hati-hati. Selain jalan dipenuhi abu, sinar lampu hanya mampu menerangi sekitar dua meter.
Tiba di Kinahrejo, suasana gelap. Listrik mati. Bau belerang sangat menyengat hidung. Udara juga terasa panas. Pesawat handphone terkendala karena tidak ada sinyal. Dalam kondisi seperti itu, pencarian korban tetap dilakukan. Tak lama berselang, beberapa relawan menemukan beberapa orang yang menjadi korban awan panas terkapar tak berdaya di jalan.