Sayangkan Putra Kalbar tak Masuk Kabinet
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo sudah melantik 34 menteri Kabinet Kerja. Namun tak satu pun menteri itu berasal dari Kalimantan Barat (Kalbar). Sebagai orang Kalbar, politikus Syarif Abdullah Alkadrie menyayangkan hal tersebut.
"Sebagai orang Kalimantan Barat, kita menyayangkan tidak ada putra terbaik Kalimantan, bahkan Kalbar yang masuk kabinet," kata Syarif, Selasa (28/10).
Menurut Syarif, Kalbar merupakan daerah yang mempunyai banyak stok figur untuk menjadi menteri. Selama ini, Kalbar pun selalu patuh terhadap kebijakan pemerintah pusat. "Tapi, saat ini dari Kalbar tidak ada yang dipilih menjadi menteri," kata Ketua DPW Partai Nasdem Kalbar itu.
Namun, di sisi lain ia pun memahami bahwa pos kementerian terbatas. Sebab, pos kementerian hanya ada 34. Sedangkan di Indonesia banyak sekali atau ada ratusan juta masyarakat dan figur yang punya kemampuan menjadi menteri.
Tentunya, kata dia, Presiden Jokowi maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga sudah mempertimbangkan secara baik untuk menempatkan figur-figur di posisi menteri. "Tentu untuk menempatkan ini juga, Jokowi-JK mempertimbangkan banyak hal, sehingga saat ini tidak terwakili menteri di kabinet dari Kalbar. Ini kita bisa maklumi," katanya.
Meski demikian, Syarif juga berharap mungkin di posisi lain, figur dari Kalbar bisa diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Presiden Jokowi. "Kalimantan merupakan daerah cukup strategis dan memberikan kontribusi pembangunan," kata Sekretaris Fraksi Partai Nasdem di DPR itu.
Apalagi, lanjut Syarif, selama ini Kalimantan maupun Kalbar tidak pernah berbuat yang macam-macam. "Kita sih memaklumi karena porsi hanya 34 dengan pertimbangan berbagai aspek. Tapi, kalau soal kemampuan kita tidak usah ragukan figur dari Kalimantan," ungkap Syarif.
Dia mencontohkan, dulu tokoh dari Kalbar pernah menjadi Wapres yakni Hamzah Haz. Kemudian, ada pula nama Sultan Hamid II yang menciptakan Lambang Negara Burung Garuda. Sekarang, kata dia, tokoh-tokoh asal Kalbar maupun Kalimantan sebenarnya punya banyak prestasi dan layak menjadi menteri. "Namun belum diberi kesempatan," katanya.