Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

SBY Sudah Angkat 1,1 Juta Honorer jadi PNS, Jokowi Bagaimana?

Senin, 21 September 2020 – 13:24 WIB
SBY Sudah Angkat 1,1 Juta Honorer jadi PNS, Jokowi Bagaimana? - JPNN.COM
Ribuan guru honorer demo mempertanyakan nasib mereka. Ilustrasi. Foto: dok jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara mengingatkan pemerintah untuk tidak menjadikan rencana rekrutmen sejuta guru aparatur sipil negara (ASN), baik PNS maupun PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) sebagai alat politik.

Pasalnya, rekrutmen yang rencananya digelar mulai 2021 menjadi harapan besar bagi guru-guru honorer K2 maupun nonkategori untuk ikut berkompetisi merebut kursi PNS maupun PPPK.

"Saya sih berharap ucapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo bahwa mulai tahun depan akan ada pengadaan 1 juta guru sebagai pejabat negara bukanlah suatu ucapan politik. Melainkan fakta kebutuhan pemerintah dan kesiapan pemerintah untuk mengangkat para guru honorer baik PNS maupun PPPK," tutur Dudung kepada JPNN.com, Senin (21/9).

Dia lantas membandingkan kebijakan penanganan guru honorer di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di masa SBY, ada 1,1 juta honorer yang diangkat PNS.

Berbanding terbalik dengan Presiden Joko Widodo yang di tahun ke-6 baru mengangkat 8000-an honorer K2 menjadi PNS pada 2018.

Pada 2019 diluluskan 51 ribu PPPK, tetapi sampai sekarang belum juga diangkat secara resmi.

"Ini jauh sekali perbedaannya. Saya sangat prihatin melihat nasib para guru honorer tetapi belum diangkat juga. Padahal mereka harusnya diapresiasi dan diafirmasi atas pengabdiannya," terang Dudung.

Dia berharap, rekrutmen, PPPK maupun PNS di 2021 bisa mengakomodir guru honorer K2 maupun nonkategori. Kalau perlu rekrutmennya secara besar-besaran karena jumlah guru yang pensiun makin banyak. 

Ketua PB PGRI lantas membandingkan kebijakan penanganan guru honorer di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News