SBY: Teman Dekat Saya gak Berani Terima Telepon
jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, pertama kali mendapat informasi kemungkinan telepon genggamnya disadap sekitar September lalu, saat kembali dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Saya diberitahu, Pak SBY hati-hati, telepon bapak dan anggota tim lain disadap," ujar SBY saat konferensi pers yang digelar di DPP PD, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (2/1).
Karena dugaan itu, presiden RI ke-6 ini mengaku seorang sahabatnya bahkan sampai tidak berani menghubunginya lewat telepon.
Sehingga terpaksa berbicara lewat utusan.
"Belum lama satu bulan lalu, sahabat dekat saya tidak berani menerima telepon saya. Karena diingatkan lingkar kekuasaan telepon disadap, sehingga saya bicara pakai utusan. Tapi saya masih belum yakin, apa iya telepon saya disadap, mantan presiden dan mantan wapres mendapatkan pengamanan dari paspampres (pasukan pengamanan presiden,red)," ucap SBY.
Menurut SBY, penyadapan sangat tidak bisa dibenarkan jika dilakukan tanpa perintah pengadilan maupun sesuai perundang-undangan yang berlaku. Karena sangat merugikan pihak-pihak yang disadap.
Misalnya dalam konteks pemilu maupun pilkada, pihak yang disadap besar kemungkinan bakal mengalami kekalahan, karena strategi untuk memenangkan pemilu diketahui pihak lawan.
"Dalam Pilpres maupun Pilkada, penyadapan ini sangat bisa membuat kandidat kalah, karena ketahuan semua strateginya. Teman teman masih ingat skandal watergate? Dulu kubu Presiden AS Nixon menyadap kubu partai politik yang sedang kampanye," tutur SBY.