Scooter Braun dan Justin Bieber Bikin Taylor Swift Sedih
jpnn.com - Fearless, Speak Now, Red, 1989, dan Reputation. Lima album lawas Taylor Swift, 29, itu menjadi milik orang lain. Sebab, Scooter Braun -manajer Justin Bieber, Ariana Grande, dan Demi Lovato- mengakuisisi penuh Big Machine Records, label yang menaungi awal karir Swift.
Braun melakukan akuisisi pada Minggu (30/6). Nilainya mencapai USD 300 juta (Rp 4,23 triliun). Justin Bieber juga ikut merayakannya. Dia mengunggah foto panggilan video dengan manajernya bersama dua orang lain (salah satunya adalah Kanye West) di Instagram. ''Taylor Swift what up,'' tulis Bieber di keterangan foto yang kini sudah dihapus.
Opsi akuisisi penuh itu jelas ''mematikan'' buat pelantun ME! tersebut. Dia tidak lagi berhak atas karya lawasnya. Ayah Swift, Scott, pun tidak lagi punya kuasa. Padahal, di Big Machine, sang ayah menguasai 4 persen saham.
BACA JUGA: Maaf, Taylor Swift yang Lama Sudah Mati
Musisi kelahiran 13 Desember 1989 itu menumpahkan curhatnya di Tumblr. Swift menceritakan bahwa dirinya selalu ingin memiliki hak atas karyanya. Sebab, setiap lagunya memiliki nilai personal.
''Musik yang kuciptakan di kamar, video yang kuimpikan dan kubuat dengan uang hasil manggung di bar, arena, lalu stadion olahraga,'' jelasnya. Swift sadar, Big Machine kelak pasti berpindah tangan.
Saat pindah ke Universal Music Group, Swift rela meninggalkan masa lalu dan lagu-lagunya. Namun, saat tahu Big Machine akan dibeli Braun, dia berang. Dia makin dongkol ketika tahu Bieber ''merayakan'' pembelian tersebut seperti mengoloknya dengan unggahannya di Instagram. '' Enggak pernah sekali pun, bahkan di mimpi burukku, membayangkan bahwa yang membeli (Big Machine) adalah Scooter Braun,'' tegas Swift.
Swift amat trauma dengan nama tersebut. Sebelumnya, Swift terlibat kasus dengan Kanye West (waktu masih bergabung dengan manajemen Braun). ''Sekarang Scooter memisahkanku dari karyaku. Intinya, musikku bakal berada di tangan seseorang yang sejak lama ingin mencuri karyaku,'' tegasnya.