SD Kalam Kudus Yogya Belajar Buddy Program dari Sekolah Australia
Seperti kasus kematian akibat kerasan perpoloncoan yang dilakukan oleh mahasiswa senior ke yunior di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Kecenderungan superior dan sok berkuasa itu perlu dengan sengaja “dipangkas” dengan sebuah praktek positif yang berkesinambungan. Ada sebuah praktek bagus, bernama "Buddy program" yang saya pelajari dari sekolah dasar di Australia.
Program ini diperkenalkan pada saya oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang mengambil praktik baik dari pendidikan di Australia.
Dalam sistem "Buddy" yang diperkenalkan kepada saya dan guru-guru jejaring GSM, 'kakak kelas' bukanlah penguasa, tapi justru menjadi 'buddy' yakni teman sekaligus pelindung.
Sebagai pelindung, selain menjadi teman terbaik, kakak kelas dilatih untuk membantu adik kelasnya ketika masa orientasi mulai pengenalan gedung dan tempat sekolah hingga mengantar sang adik saat pergi ke toilet.
Ide yang dikenalkan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan dicoba diadopsi oleh SD Kalam Kudus dengan sebuah kegiatan.
Dengan harapan, kegiatan ini bisa jadi langkah awal untuk system buddy ini menjadi sebuah budaya. Kegiatan ini digelar setelah kakak kelas menyelesaikan ujian akhir sekolah (UAS).
Kakak kelas VI mengajak adik kelas, (dalam kegiatan ini adik kelas TK). Kakak kelas masing-masing mengajak satu adik kelas untuk berkeliling ke lokasi SD.