SDR Desak Kapolri Berantas Pemain Batu Bara Spanyol di Kaltim
jpnn.com, JAKARTA - Sudah dua bulan berlalu sejak mencuatnya informasi mengenai praktik permainan penjualan batu bara tersembunyi di Kalimantan Timur (Kaltim) dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Dalam rapat tersebut, anggota Komisi VII DPR Muhammad Nasir menjelaskan adanya 'Ratu Batu Bara' yang semestinya diusut oleh aparat penegak hukum. Menurutnya, orang tersebut menggunakan cara-cara ilegal untuk menguasai tambang-tambang setempat dan mengekspor hasilnya.
Namun, hingga saat ini, alih-alih ada tindak lanjut dari aparat, isu tersebut justru menghilang dari pemberitaan.
“Padahal, semestinya Kapolri Bapak Listyo Sigit proaktif mengusut sepak terjang sosok dalam dugaan perdagangan ilegal batu bara dari keterangan Nasir. Apalagi hingga saat ini perdagangan komoditas nasional batu bara masih belum stabil,” ujar Direktur Eksekutif Sudi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto.
Dia menekankan, Polri harus proaktif mengklarifikasi ucapan Muhamad Nasir sebagai pintu masuk untuk memeriksa dan mengungkap adanya dugaan permainan mafia tambang di sektor komoditas batu bara.
Hari mengaku mengantongi sejumlah nama pemain batu bara spanyol alias 'separoh nyolong'.
“Batu bara spanyol ini modusnya susah-susah mudah. Syarat utama yang harus dimiliki oleh pemain sebagai modal utama cuma satu hal: jaringan. Sebab, kerja mereka sangat tergantung kepada jejaring termasuk ke aparap pemerintah dan penegak hukum,” papar Hari.
Bisnis ini disebut spanyol karena mereka melakukan kegiatan di hulu, tetapi di hilir diputihkan dengan surat-surat yang aspal (asli tapi palsu).