Sebagian Warga di Sekitar Gunung Sangeangapi Tolak Mengungsi
jpnn.com - BIMA - Tidak semua warga yang bermukim di dekat Gunung Sangeangapi, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungsi. Sebagian warga memilih untuk bertahan, meski sudah berkali-kali diimbau pemerintah untuk pindah ke tempat lebih aman.
Camat Wera Kabupaten Bima, Sulfan Akbar mengaku, sebagian warga masih ada yang bertahan, meski debu vulkanik terus menguyur pemukiman mereka. Alasan mereka bertahan karena ingin menyelamatkan ternak dan harta bendanya.
"Sebagian sudah kami ungsikan, tapi sebagian lagi masih ada yang bertahan," kata Sulfan, seperti dilansir Lombok Pos (JPNN Grup), Senin (2/6).
Bagi warga yang mengungsi, pemerintah telah menyediakan lokasi khusus. Hanya saja, warga cenderung pindah ke rumah sanak saudaranya, ketimbang mengungsi dilokasi pengungsian milik pemerintah.
"Prioritas kami, warga yang diungsikan yakni Desa Sangeang Barat, Oi Tui, Tadei, dan Desa Pai. Karena jaraknya rata-rata empat hingga lima kilometer dari pusat letusan," ujarnya.
Ia menegaskan, bagi warga yang tinggal pada radius lima kilometer harus steril. Sebab, Gunung Sangeangapi masih mengeluarkan abu vulkanik. Abu pasir dan kerikil terus menyebar ke pemukiman penduduk. "ÂHujan abu dan pasir masih berlangsung," akunya.
Dikatakan, jika terjadi erupsi yang membahayakan penduduk, pihaknya akan mengungsikan sekitar 15 ribu penduduk di Kecamatan Wera. Warga yang diutamakan untuk dievakuasi orang tua dan anak anak.
"Belasan orang lanjut usia dari sejumlah desa di Kecamatan Wera, kami jemput dari rumah mereka. Ini untuk mengantisipasi terjadinya erupsi susulan," ujar dia.