Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
Sementara itu, Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Foundation Michael Susanto, menegaskan bahwa pemuda memiliki peran sentral dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
"Kesadaran mereka terhadap isu global, seperti pendidikan, inklusi sosial, dan ketahanan iklim, terus berkembang. Tanoto Foundation bekerja sama dengan UNESCO untuk memberi mereka platform menciptakan dampak nyata," ujarnya.
Program YAR-TSRA didesain bukan hanya sebagai kompetisi penelitian, tetapi juga wadah pembelajaran langsung di lapangan. Melalui pelatihan dan pendampingan, peserta diajak untuk memahami isu lokal, merancang metodologi yang kokoh, dan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang relevan.
Salah satu peserta, Muh Nurfaiz Fahmi dari Universitas Hasanuddin, turut membagikan pengalamannya. Dia bangga berkontribusi melalui proyek yang meningkatkan pengakuan domestik kotanya.
"Meski menghadapi tantangan teknis, suara kami sebagai peneliti muda didengar dan dihargai oleh UNESCO dan Tanoto Foundation,” katanya.
YAR-TSRA menjadi bukti bahwa ketika pemuda diberikan kesempatan, mereka mampu menjadi agen perubahan yang nyata. Harapannya, program ini menginspirasi lebih banyak kolaborasi untuk melibatkan kreativitas generasi muda dalam menciptakan solusi pembangunan yang inovatif.
Untuk Knowledge Summit kali ini menyoroti penelitian yang dipimpin oleh pemuda dalam empat kategori, masing-masing menangani tantangan mendesak dan menawarkan solusi inovatif. Di antaranya adalah Peningkatan Kesehatan Mental, Masa Depan Digital yang Setara, Pendidikan Inklusif Transformatif dan Solusi Iklim Inovatif.
"Melalui riset, mereka tak hanya memahami masalah, tetapi juga menciptakan masa depan," tutup Michael.(esy/jpnn)