Sebelum Insiden Nahas Itu, Almarhum Sempat Hubungi Ayahnya
"Saya dapat kabar sekitar jam 3 sore. Sempat dirawat di rumah sakit, tapi tapi tidak selamat karena luka di kepalanya," ungkap dia.
Cerita yang dia dapatkan dari sepupu almarhum, putranya saat itu hendak mendarat.
Tiba-tiba parasutnya tertiup angin kencang sehingga terjadilah musibah itu. Seingat Suher, hobi paralayang itu sudah digeluti anak sulungnya tersebut sejak lama. Kecintaannya terhadap olahraga ekstrem itu mengantarkan almarhum sebagai atlet nasional.
"Dia (almarhum, red) merupakan instruktur. Sudah lama memang," tuturnya.
Di mata Suher, putranya itu pribadi yang supel dan cinta keluarga. Setiap dua atau tiga hari, almarhum rutin menelepon keluarganya, walau hanya untuk bertanya kabar.
“Tadi (kemarin) siang, jam 11, sebelum kejadian, dia juga sempat menelepon saya. Saat itu dia sedang di jalan dari Jakarta menuju Malang,” tuturnya.
Dia tak punya firasat atau pertanda apapun terkait musibah tersebut.
“Minggu tadi saya main ke sini (kediaman alamarhum, red). Semuanya biasa saja," ucap Suher.