Sebelum Pembantaian Itu, Pelaku Sempat Bertemu Istri Korban
Menunggu waktu dan tidak mendapati korban berada di kafenya, pelaku kemudian bertemu istrinya, sekira pukul 22.00 WIB.
Korban yang mengetahui dan mendapati pelaku berada di kafe, kemudian mengejarnya. Namun pelaku sempat lari. Sekira pukul 01.00 WIB, pelaku kembali lagi dengan membawa parang yang disiapkannya dan memasuki rumah korban dengan cara mencongkel bagian jendela. Melalui itu, pelaku membuka pintu.
“Bekas congkelannya ada. Pelaku masuk, lalu korban yang mungkin kaget, mereka berkelahi dalam rumah itu. Korban kalah, karena pelaku menggunakan parang. Dia menghujamkan parang hingga puluhan kali. Hal itu terlihat dari TKP yang penuh lumuran darah. Mungkin semburan darah dari luka di beberapa bagian itu. Di tangan pelaku juga ada luka,” jelas AKP Ismawansa.
Pada saat yang sama, istri korban Helmi Dayanti yang kaget menyaksikan itu sempat berteriak. Pelaku pun kalut dan juga menghantamnya menggunakan parang.
Pelaku terbilang lama berada di TKP. Dia masih sempat membuka dan mengganti bajunya yang penuh darah hingga membakarnya. Pelaku juga mendorong sepedamotor korban dan menjatuhkan ke parit sebagai upaya dalih bahwa peristiwa itu adalah kecelakaan. Namun hal itu batal dilakukannya.
Begitupun, pihak kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut terkait keterangan pelaku. Polisi akan mencocokkan keterangan pelaku dengan kesaksian istri korban, yang juga menjadi korban keganasan pelaku dalam pembantaian itu.
Sebab, saat ini, istri korban masih menjalani perawatan di Medan.
“Dari kesaksian istri almarhum (Parlindungan Siregar, red) yang kita dapat sebelumnya, ciri-cirinya pas dengan pelaku. Tapi dia (istri korban, red) tidak mengenalnya,” pungkas perwira pertama itu. (san)