Sejarah Hubungan Panas Pasar Senen dengan Si Jago Merah
Seiring perubahan zaman, Pasar Senen menjadi bagian dari perputaran sejarah. Saat Jakarta dilanda kerusuhan anti-Jepang yang dikenal sebagai peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari, Pasar Senen terbakar hebat.
Kebakaran pada 1974 ini tentu bukan yang pertama menghanguskan Pasar Senen. Pasar itu pernah dilahap jago merah pada 1826.
Kerusuhuhan Malari yang melahap Pasar Senen itu mengantar sejumlah aktivis seperti Hariman Siregar dan Adnan Buyung Nasution ke hotel prodeo. Paska kebakaran 1974, Pasar Senen kembali bangkit.
Hingga tahun 1980-1990an, Pasar Senen menjadi magnet bagi warga Jakarta. Aneka kebutuhan seperti pakaian, makanan, hingga buku menjadi barang-barang yang diburu pembeli di pasar ini.
Pada periode 1990an, wajah Pasar Senen makin molek. Pusat perbelanjaan modern bernama Atrium Senen dan sejumlah hotel berdiri megah di kawasan ini.
Pasar Senen kemudian dikembangkan menjadi kawasan terpadu dengan stasiun, terminal, dan pusat perbelanjaan sekaligus yang lantas dikenal dengan nama Planet Senen.
Api kembali mengamuk di Pasar Senen di ujung kekuasaan Orde Baru. 23 November 1996, Pasar Senen dihanguskan oleh jilatan api. Kali ini api menghajar habis kios-kios yang terletak di Blok IV dan V.
Tercatat 750 kios hangus oleh kobaran api. Pada kerusuhan 1998, Pasar Senen ikut menjadi korban. Saat itu bukan api yang menghancurkan Pasar Senen, melainkan penjarahan oleh massa.