Sejarawan Pamer 10 Surat Tulisan Tangan RA Habibie Berisikan Kerinduan untuk BJ Habibie
Ke sepuluh surat itu saya perlihatkan pada sahabat saya seorang filatelis Jerman yang saat itu juga jadi dosen di Universitas Hamburg. Dia adalah Dr Herbert Kaminski yang juga sangat terkejut dan berulang kali membujuk saya untuk bisa memperolehnya. Dia terkesan surat dari Ibunda Habibie itu karena menyebut nyebut nama Ilham dan Tareg, kedua anak Habibie yang dulu saat sekolah dasar di Hamburg adalah anak murid ibu Margaret, istri Dr.Kaminski. Berulangkali dia datang dengan berbagai cara merayu dan ingin membeli surat surat itu untuk diberikan kepada istrinya, guru SD Ilham dan Tareg di Hamburg. Akhirnya 3 dari 10 surat itu saya berikan kepadanya.
Sampai saat ini selama lebih 20 tahun, saya masih menyimpan 7 sisa surat surat dari Ibunda Habibie untuk Habibie yang tercecer di Jerman itu. Sewaktu.masih di Jerman tahun 2000 saya pernah mengirim foto copy surat ini ke alamat rumah Habibie di Hamburg dan berharap bisa mengembalikannya. Tapi sayang staf Habibie tidak menindak kanjutinya. Surat ini sudah pernah diliput jurnalis Hilmi Faig dari harian Kompas dan dimuat Kompas Minggu sekitar tahun 2014.
Lewat Hilmi saya pernah dihubungkan ke sekretaris Habibie dan sempat mengadakan kontak, tapi tidak berlanjut karena saya katakan saya hanya mau menyerahkan surat surat mengharukan ini langsung ke pak Habibie. Pembuatan film Ainun Habibie juga pernah menghubungi saya untuk meminta surat ini tapi tidak berlanjut. Ingin saya satu hari nanti menyerahkan sifat surat ini ke pak Ilham Habibie atau pak Tarig Habibie yang banyak disebut sebut namanya oleh eyang mereka.
Surat surat ini berbicara tentang kerinduan, cinta seorang ibu kepada anaknya Habibie, juga kepada Ainun, Ilham dan Tareq, dua cucu yang disayanginya. Suratnya dalam bahasa Belanda bercampur bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Terasa mengharukan getar getar tarikan tulisan tangan sang ibu dengan tinta biru di atas kertas amplop aerogram, banyak kata nasehat, saran dan di atas segalanya, kerinduan. Kini mereka sudah bertemu di alam yang sama. Alfatihah. (*/pojoksumut)