Sejumlah Ruas Jalan di Tanah Karo Terputus Akibat Longsor
“Iya, betul longsor, jadi sudah kami cek ke lokasi pada malam kejadian tadi sekitar jam 19.00 WIB kami mendapat informasi dari warga bahwa ada longsor di jalan menuju pemukiman kami langsung berkordinasi dengan Kepala Desa, Ketua Karang Taruna juga beberapa warga membersihkan parit yang tersumbat dan memberi tanda bahaya supaya warga yang lewat tidak terjebak ke dalam dan ternyata longsor tidak hanya satu titik, tapi ada 7 lokasi hampir berdekatan,” kata Ketua BPD Desa Lingga Julu, Rianto Ginting.
Sementara Kepala Desa Lingga Julu Pribadi Ginting mengatakan, salah satu lokasi yang cukup parah adalah rumah salah satu warga Tomas Ginting dan R. Ginting, ada dua rumah berdiri di atas tanah longsor tersebut.
”Tapi tanah ambles itu tidak mengakibatkan kerusakan pada bangunan utama. Walaupun banyak juga barang-barang yang ikut terbawa tanah longsor terjun ke jurang, karena selama ini tanah di belakang rumah digunakan warga sebagai gudang,” ujar Kades.
Pribadi Ginting mengatakan, atas nama warga dan sebagai Pemerintahan Desa sangat mengharapkan perhatian pemerintah Kabupaten agar secepatnya menanggulangi bencana ini, sebelum ada korban jiwa karena warga sangat ketakutan akan terjadi longsor susulan.
Begitu juga dengan jalan desa kami yang mengalami longsor, diketahui jalan ini adalah jalan utama keluar masuk menuju ke Kota Kabanjahe dan Berastagi, juga termasuk jalan alternatif. Kami berharap instansi terkait seperti Dinas PU dapat segera melakukan perbaikan , agar tidak terjadi korban jiwa, pinta Pribadi.
Jembatan Putus
Di lokasi terpisah, Camat Lau Baleng Kabupaten Karo Asmona Perangin-angin melaporkan, adanya jembatan penghubung Dusun Paya Mbelang Rambah Gelonggong dan Dusun Pintu Angin Petarum putus total. Hal ini dikatakan Asmona disela-sela acara usai pelantikan 17 Kepala Desa oleh Bupati Karo, Jumat (14/12) siang di pendopo Karo Kabanjahe.
Dalam laporannya, Asmona menjelaskan dua hari yang lalu jembatan penghubung antar dusun kedusun ini diterjang air yang meluap. Akibatnya, jembatan yang terbuat dari papan dan kayu itu hanyut terbawa arus.
“Jembatan ini adalah salah satu akses penghubung kedua dusun, tidak ada akses alternatif. Sebab itu saya dengan Kepala Desa Mbal mbal Petarum Sukat Milala ditemani warga meninjau jembatan yang rusak tersebut. Kondisinya sangat parah, tidak memungkinkan masyarakat untuk bergotong royong, pasti sia-sia jika tidak dibantu alat berat dari PU,” terangnya.