Sekolah Lapang Program CSA Kementan Terbukti Tingkatkan Produksi-Produktivitas
SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani, khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahkan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman.
"Selain itu, kunci keberhasilan SIMURP adalah kerjasama dan sinergitas dari seluruh pelaku proyek dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Karena kalau salah satunya tidak ada kerjasama yang baik maka program SIMURP akan sia-sia," tegas Dedi.
Program SIMURP diharapkan tetap fokus pada kegiatan pertanian ramah lingkungan dengan memaksimalkan kegiatan penyuluhan pertanian.
"Petani dan penyuluh harus menjadi champion di daerahnya masing-masing meskipun proyek sudah berakhir. Harus menjadi agen perubahan guna peningkatan produktivitas, membangun kelembagaan ekonomi, memanfaatkan fasilitas, memaksimalkan jaringan irigasi untuk pertanian yang semuanya bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian," tegasnya lagi.
Program SIMURP di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memasuki tahun kedua, dengan kegiatan utamanya adalah dukungan penerapan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) melalui kegiatan Sekolah Lapang CSA Scaling Up.
Dalam melaksanakan kegiatan scalling up CSA, lokasi yang dipilih di wilayah BPP Danga, Kecamatan Aesesa dengan luasan 50 Ha.
Matilde, selaku PJ Kegiatan Program SIMURP Kabupaten Nagekeo menyampaikan bahwa teknologi yang digunakan yaitu jarwo 2:1, penggunaan varietas unggul inpari GT, pemupukan berimbang, penggunaan bahan organik POC dan pestisida nabati (pesnab) serta penerapan sistim pengairan intermiten menggunakan pipa AWD.
Beberapa waktu yang lalu juga telah diselenggarakan Farmer Field Day (FFD) sekaligus memanennya di lokasi scalling up. Saat itu yang dipanen seluas 30,5 ha, sisanya seluas 19,5 ha akan menyusul, ujar Matilde.