Sektor Hasil Hutan Sumbang Devisa Negara USD 12,17 Miliar
"Saat ini kami bisa membuktikan bahwa sektor kehutanan bukanlah sunset industri, pada tahun 2018 ini kami mencatat rekor tertinggi penyumbang devisa dari sektor hasil hutan yaitu sebesar USD 12,17 miliar ," ujar Purwadi.
Purwadi menambahkan jika kontribusi devisa sebesar USD 12,17 miliar ini merupakan buah dari pergeseran penggunaan bahan baku untuk industri kehutanan dari hutan alam ke Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan pergeseran ini dipastikan kelestarian hutan terwujud dan bisnis sektor kehutanan akan semakin berkembang.
"Besaran jumlah bahan baku kayu industri kehutanan tahun 2018 ini sebanyak 37 juta m3 bersumber dari HTI dan hanya tinggal 5,6 juta m3 yang bersumber dari hutan alam," ungkap Purwadi.
Hal lain yang mendorong kelestarian hutan dan tentunya bisnis sektor kehutanan menurut Purwadi adalah adanya arahan dari KLHK untuk meningkatkan produktivitas kayu dari hutan alam dengan teknik silvikultur intensif.
Dengan teknik ini produktivitas kayu dalam suatu areal dapat meningkat, sehingga mengakibatkan luasan areal hutan alam yang dieksploitasi semakin kecil, hutan semakin lestari.
Menurut Purwadi, beberapa poin Corrective Actions untuk perbaikan dibidang bisnis kehutanan yang diarahkan oleh KLHK, yaitu:
1) Penerapan sistem Online dalam bisnis pengelolaan hutan (SVLK, SILK, SIPUHH, SIMONTANA)
2) Perbaikan tata kelola air (water management) dan pemulihan gambut di dalam areal konsesi
3) Peningkatan produktivitas hutan alam
4) Optimalisasi pemanfaatan hasil hutan (optimalkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan)
5) Integrasi sosial dalam proses bisnis, sebagai kesatuan ekosistem. (adv/jpnn)