Selalu Tahajud, Dulu Kuli Kini Omzet Minimal Rp 4 Juta per Hari
Waktu itu, harga tanah di daerah sana masih Rp 100 ribu per meter persegi. Artinya, untuk lahan seluas 500 meter persegi, Rustamaji mengeluarkan kocek Rp 50 juta.
Keputusan membeli lahan itu ia ambil setelah melihat progres dari usaha yang ia rintis. Apalagi, sejak awal merintis usaha, Rustamaji berani membuat inovasi.
“Salah satunya, saya berani jual tanaman dengan harga lebih murah dari tempat lain. Minimal, selisihnya Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per tanaman,” kata dia.
Rustamaji juga rajin meng-upgrade pengetahuannya soal tren tanaman hias. “Saya sering mendapatkan informasi baru dari pameran-pameran di Jakarta dan Bandung,” ujar dia. Dengan cara itu, Rustamaji berusaha menjaga agar pelanggannya tidak ‘lari’ ke tempat lain.
Dia mengatakan, sebagian pelanggannya berasal dari kalangan wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. “Saya sangat terbantu dengan konsep Batu sebagai kota wisata,” ujar dia.
Rustamaji pun berusaha menyeleraskan kiosnya dengan konsep kota wisata di Batu. Yakni dengan menjadikan kiosnya tak hanya menjadi tempat pembibitan juga penjualan, tapi juga destinasi wisata.
Itulah mengapa Rustamaji mau repot-repot menata letak tanaman hias, juga menjaga kebersihan kiosnya. Juga melengkapi kiosnya dengan gazebo, toilet umum, dan mushola.
“Dengan mengutamakan kenyamanan dan display, saya rasa pengunjung akan betah di sini. Sambil beli bunga, bisa istirahat dan foto-foto,” ujar dia.