Selamat Datang Hu, Bye Bye Sun
Oleh Dahlan IskanSaat ini Hu Zhunhua menjadi ketua partai di provinsi penting: Guangdong. Sun Zhengcai menjadi ketua partai di kota penting: Chongqing. Kota metropolitan yang berstatus provinsi di tengah-tengah Tiongkok.
Saat masih menjadi pimpinan di beberapa provinsi, Hu Zhunhua selalu sukses. Bahkan selama memimpin Tibet dianggap luar biasa. Mampu meredam gejolak Tibet. Ini persis prestasi yang pernah dicapai Hu Jintao dulu.
Tak pelak Hu Zhunhua, ketika masih muda dan memimpin Tibet, mendapat julukan Hu Muda. Dengan Hu Jintao sebagai Hu Tua.
Julukan itu menambah kuat spekulasi bahwa Hu Zhunhua adalah kader unggulan Hu Jintao. Maka, siap-siaplah menerima nama Hu Zhunhua sebagai presiden Tiongkok lima tahun mendatang.
Apalagi di Tiongkok ada tradisi politik ini: presiden yang sekarang harus dan wajib mendengar saran dari presiden sebelumnya.
Khususnya tentang siapa yang layak jadi presiden berikutnya. Ini untuk mencegah upaya melanggengkan kekuasaan. Seorang presiden yang sudah diberi kekuasaan selama 10 tahun dianggap cukup. Jangan minta kuasa lagi melalui penggantinya. Jangan juga menyulitkan presiden berikutnya.
Dan lagi, presiden yang sudah pensiun lima tahun lalu dianggap bisa melihat keadaan dari luar. Dari jauh. Dari tempat yang berjarak. Dia dianggap lebih objektif. Selama lima tahun sejak pensiun, dia tidak punya jabatan apa pun. Di pemerintahan maupun di politik. Semua mantan presiden Tiongkok tidak lagi punya jabatan apa pun.
Demikian juga mantan perdana menteri. Mereka juga tidak pernah muncul di media. Tidak pernah mau ditemui wartawan. Tidak pernah mau tampil di depan umum. Jiang Zemin, Zhu Rongji, Hu Jintao, Li Peng, Wen Jiabao. Semua masih hidup. Tapi seperti sudah lama mati.