“Pastinya aka nada stigma dan stereotipe dari lingkungan ke siswa tersebut. Selain itu, jika dilatarbelakangi oleh maraknya tindakan mesum di kalangan remaja, sebaiknya dibahas antara pihak sekolah dan orang tua siswa,” imbuh Yenny. Dia menilai, wacana tes keperawanan tersebut tidak perlu dibawa hingga pada tataran kebijakan,. Dirinya menilai tindakan tersebut sebagai suatu tindakan yang berlebihan mengingat akan berpotensi menimbulkan bias gender, sehingga dapat meruncingkan perbedaan hak antara pria dan wanita. (cha/jpnn)
JAKARTA -- Direktur Jurnal Perempuan, Mariana Amiruddin mengungkapkan, selaput dara sebagai bukti keperawanan seorang wanita tidak dapat dijadikan