Selidiki Penyebab Comal Ambles
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang menyelidiki amblesnya Jembatan Comal di Pemalang Jawa Tengah. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (PU) penurunan jembatan itu disebabkan pemadatan konstruksi yang kurang. Sehingga jembatan mudah ambles ketika dilewati kendaraan.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum (pu), Djoko Kirmanto kemarin (11/8) usai membuka acara kongres Eastern Regional for Planning and Human Settlement (EAROPH) di Hotel Borobudur. Djoko menjelaskan berdasarkan pengecekan yang dilakukan Litbang dan Bina Marga Kementerian PU memang ada penurunan. "Kemungkinan ada pemadatan konstruksi yang kurang. Mudah-mudahan tidak karena pergeseran tanah. Kami masih cek lagi dilapangan," jelasnya.
Menurut Djoko petugas masih melakukan perbaikan di area jembatan yang memisahkan kota Pemalang dan Pekalongan itu. Perbaikan yang dilakukan yakni overlay dan leveling atau perataan. "Kami harapkan segera normal secepatnya," jelasnya.
Sembari dikerjakan, Kementerian PU memberlakukan aturan baru. Yakni memperketat pengawasan kendaraan yang melintas di jembatan itu. Djoko mengatakan kendaraan berat seperti truk lebih dari dua sumbu dan lebih dari 10 ton dilarang melintas di jembatan itu. Hanya kendaraan ringan saja seperti mobil pribadi dan sepeda motor yang diperbolehkan melintas. "Kendaraan yang melintas harus di bawah 10 ton. Kami sudah bekerja sama dengan pemda dan kepolisian untuk pengawasan," ucapnya.
Lebih lanjut, Djoko mengatakan perbaikan jembatan yang mengalami penurunan itu akan segera selesai dalam beberapa hari. Sedangkan untuk perbaikan permanen, Kementerian PU akan diperbaiki secara bertahap. "Yang diselesaikan sebelah kanan dulu yang kini masih ditutup. Ketika sudah selesai baru sebelah kiri," terangnya.
Senada dengan Menteri PU, itu Dirjen Bina Marga Kementerian PU, Djoko Murjanto mengatakan sekarang Comal sudah bisa dilewati oleh kendaraan. Pihaknya pun menempatkan petugas kepolisian di akses masuk jembatan itu. "Jadi tidak ada kendaraan dengan muatan berlebih yang melintas. Kalau nekat mereka akan ditindak," paparnya.
Tersiar kabar bahwa aparat keamanan yang nakal turu bermain di jembatan itu. Ada Petugas keamanan jembatan yang sengaja meloloskan kendaraan berat dengan imbalan uang. Menurut Murjantio, oknum itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. "Kini sedang diperiksa oleh propam polisi," ujarnya.
Kementerian PU mentargetkan dua jembatan Comal akan tuntas dikerjakan secara permanen pada pertengahan Desember. Saat ini pekerja sedang membangun jembatan di sisi Selatan. Diperkirakan akan selesai awal bulan Oktober. Setelah itu, dilanjutkan pembangunan di sisi utara. Menurut dia perbaikan akan berjalan dengan cepat. Pasalnya jembatan tidak perlu dibongkar terlebih dahulu. "Selama perbaikan arus lalu-lintas tetap buka tutup satu jalur," terangnya.
Ditanya mengenai jumlah anggaran yang diperlukan utnuk perbaikan jembatan itu, Murjanto enggan menjawab dengan detil. Menurut dia anggaran yang disediakan berasal dari dana darurat bencana yang ada di kementerian PU. "Kurang lebih Rp 7 miliar untuk satu jembatan," jawabnya.
Setelah pembangunan jembatan kelar, Kementerian PU berharap pemda ikut melakukan pengawasan kendaraan yang melintas di Comal. Murjanto mengatakan setiap kendaraan yang melintas beratnya harus sesuai dengan aturan. Jika melintas di jalan, beban kendaraan tidak boleh melebihi 10 ton. Sedangkan ketika lewat di jembatan, berat maksimal harus di bawah 20 ton. "Itu harus diawasi ditaati dan kendaraan harus diawasi bersama," kata Murjanto. (aph)