Sembilan Dampak Kebohongan Ratna Sarumpaet
jpnn.com, JAKARTA - Publik dikejutkan dengan pengakuan Ratna Sarumpaet (RS) atas kebohongan yang dilakukannya sendiri. Pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan, ada sembilan catatan yang kurang produktif terkait pengakuan kebohongan RS dari aspek komunikasi politik di tengah tahun politik saat ini.
"Pertama, setiap pesan yang dilontarkan ke ruang publik, termasuk hoaks yang disampaikan RS tidak bisa ditarik apalagi hilang, sekalipun minta maaf," kata Emrus, Kamis (4/10).
Kedua, setiap pesan komunikasi termasuk yang disampaikan RS utamanya dalam bentuk hoaks, ujaran kebencian dan eksploitasi SARA akan tersimpan di peta kognisi publik lebih lama.
"Ketiga, kebohongan awal yang dilakukan seseorang, siapa pun dia termasuk RS akan cenderung dilanjutkan dengan kebohongan berikutnya untuk menutupi kebohongan sebelumnya," paparnya.
Keempat, kepercayaan khalayak terhadap Ratna Sarumpaet, secara hipotesis akan tergerus tajam.
"Kredibilitasnya terjun bebas di mata publik," kata direktur eksekutif EmrusCorner, itu.
Kelima, merujuk pada teori gunung es, kebohongan RS tersebut sebagai puncak dari perilaku yang diperankan sebelumnya.
"Artinya, publik sulit percaya kepada pernyataan RS sebelumnya sepanjang sebagai aktivis," kata Emrus.