Sembilan Penambang Ilegal Terjebak di Lubang Selama 38 Jam
Tata dan rekan-rekannya mencari tempat terbuka yang lebar di dalam lubang yang tidak terendam air. Di sana mereka bertahan sambil menunggu keajaiban. Tanpa makanan dan hanya membawa botol minuman, para penambang berupaya untuk bertahan hidup.
Satu malam terlewati dengan kondisi yang begitu mencekam. Pada hari berikutnya, belum ada warga yang memberikan pertolongan.
Pada Minggu (8/12) dini hari, air yang menutupi akses jalan keluar mulai menyusut. Kondisi tersebut membuat para penambang memiliki harapan untuk hidup.
Pada pagi hari, sekira pukul 5.30 WIB, tim SAR berhasil masuk ke dalam lubang dan memastikan para penambang dalam kondisi aman dan sehat. Setelah itu, para penambang keluar dari lubang dengan bantuan dari tim SAR gabungan.
“Alhamdulillah saya dan rekan-rekan masih bisa bertahan, walaupun persediaan makanan dan minuman yang terbatas,” kata Tata di Puskesmas Citorek, Minggu (8/12).
Menurutnya, kondisi para penambang saat dievakuasi dari lubang tambang cukup lemas. Mereka tidak makan dan kekurangan oksigen. Untuk itu, para penambang langsung dibawa ke Puskesmas Citorek untuk mendapatkan perawatan medis. Bahkan, dua orang penambang, yakni Surahman dan Ade kondisinya lemas, sehingga harus digendong tim SAR ke perkampungan.
“Ini keajaiban. Saya dan penambang lainnya masih bertahan hidup,” ungkapnya.
Tata menyampaikan terima kasih kepada tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri dan masyarakat yang telah membantu menyelamatkan dirinya. Kejadian tersebut menjadi pengalaman berharga dalam hidupnya. Sehingga ke depan lebih berhati-hati dan waspada terhadap ancaman banjir dan longsor saat melakukan aktivitas pertambangan.