Seminar Hari Lahir Pancasila, Rektor Unhan Ungkap Peran Penting Lembaga Pendidikan
Pertentangan suku/etnis, pertentangan agama, pertentangan ras, dan pertentangan golongan, membelenggu terwujudnya ketahanan sosial-budaya berakibat rendahnya nasionalisme dan patriotisme.
“Pendidikan pada semua strata harus mengajarkan nilai-nilai kebajikan memahami perbedaan suku/etnis, agama, ras, dan golongan bukan untuk dipertentangkan. Berbeda keyakinan tidak berarti bermusuhan,” jelas Amarulla.
Oleh karena itu, dia berharap lembaga pendidikan harus aktif memantau proses regulasi dan kebijakan pemerintah yang dapat mendorong kemajuan cara berpikir masyarakat yang terstruktur dan sistematis.
Lembaga pendidikan harus ikut serta mempublikasikan berbagai gagasan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan berpikir masyarakat dan semangat bela negara.
“Selalu memberikan solusi dan akses penggunaan fasilitas dan teknologi pendidikan yang dimiliki untuk digunakan oleh masyarakat luas. Memberikan apresiasi dan membantu terciptanya kreativitas dan inovasi yang dilakukan masyarakat kalangan bawah,” paparnya.
Selain itu, lanjut dia, mengoptimalkan kurikulum pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila secara berjenjang dan berlanjut mulai SD-SMP-SVA PT (S1-S2-S3).
Memanfaatkan teknologi pendidikan untuk membentuk cara berpikir yang logis dan rasional dalam proses belajar mengajar.
Sementara, Prof Pribadiyono memaparkan hasil riset dan temuannya yang melihat instrumen kebangsaan dan bela negara.