Semoga Tren Positif Neraca Perdagangan Terus Berlanjut
jpnn.com, JAKARTA - Pada tiga bulan pertama 2019, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren yang cukup positif. Pelaku usaha berharap tren tersebut terjaga sampai kuartal berikutnya.
Pengusaha menganggap pemerintah perlu waspada akan kemungkinan meningkatnya impor seiring tingginya permintaan menjelang Ramadan.
Secara akumulasi, neraca perdagangan memang terhitung defisit sebesar USD 193,4 juta di kuartal pertama. Namun, pemerintah berharap pelaku industri tak menyikapinya dengan pesimistis. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan, besarnya impor didominasi oleh bahan baku industri. Itu berarti industri dalam negeri tengah menggeliat. '
'Defisit yang pada kuartal pertama ini, yang sekali lagi kami tidak terlalu khawatir karena impornya lebih banyak bahan baku, menunjukkan bahwa pertumbuhan industri ini meningkat,” ujar Enggar seperti diberitakan Jawa Pos.
Dengan situasi tersebut, lanjut Enggar, pertumbuhan industri meningkat dari sisi volume, kapasitas, maupun investasi baru. Terutama industri yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus. Enggar menyatakan, defisit neraca perdagangan akan terjadi sesaat, namun akan meningkatkan ekspor di kemudian hari. ''Karena yang didorong, selain infrastruktur, juga banyak industri yang berorientasi ekspor,” paparnya.
BACA JUGA: Ekspor Pertanian Jayapura Meningkat Signifikan
Di lain pihak, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyatakan, impor harus diimbangi dengan peningkatan ekspor jelang Ramadan.
”Pemerintah memang butuh waktu untuk pengendalian perdagangan untuk menunjukkan rapor yang positif. Saya lihat saat ini upaya pemerintah sudah berada dalam jalur yang tepat,” ujar Shinta.