Sempurnakan Dokumen Pelengkap agar Danau Toba Jadi Geopark UNESCO
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah makin getol melambungkan nama Danau Toba di mancanegara. Tekad pemerintah saat ini adalah meloloskan danau kaldera terbesar di dunia itu ke dalam daftar UNESCO Global Geopark (UGG).
Dalam rangka itu, pada 3-4 Mei lalu ada pertemuan di Jakarta untuk membahas tindak lanjut pengusulan Danau Toba agar masuk daftar taman bumi atau geopark versi UNESCO. UGG merupakan wilayah terpadu yang memprioritaskan perlindungan dan penggunaan warisan geologi secara berkelanjutan, serta mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di dalamnya.
Ketua BOPDT Arie Prasetyo mengatakan, batas pengajuan dokumen pelengkap atau dossier ke UNESCO tinggal tersisa lima bulan lagi. Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan adalah masterplan dan detail engineering design (DED). “DED dan masterplan harus diperbaiki dan membutuhkan biaya sekitar Rp 1 miliar,” sebutnya.
Namun, BOPDT sudah mengantongi lokasi-lokasi di Danau Toba yang akan dimasukkan ke dokumen pengusulan UGG. “Lokasi geosite yang dipilih untuk awal pengembangan yaitu Tongging, Pusuk Buhit, Ambarita-Tuk Tuk-Tomok, Batu Gantung-Sibaganding, Muara-Sibandang, Bakkara-Tippang,” ujar Arie.
Lebih lanjut Arie menjelaskan, perlu ada penyempurnaan pada dokumen geopark Danau Toba ke UNESCO. Di antaranya, Danau Toba harus dikaitkan dengan Bukit Barisan.
Selain itu, ada hal-hal yang jadi perhatian dalam penyempurnaan dossier. Misalnya, penelitian alam, bahaya geologi, perubahan iklim, pendidikan, sains, budaya dan pariwisata yang berkelanjutan.
“Dalam dossier juga diceritakan keseluruhan aspek termasuk budaya, pemberdayaaan masyarakat serta tumbuhan khas seperti andaliman, mangga,” sebutnya.
Sebelumnya Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menargetkan status UGG untuk Danau Toba bisa terealisasi pada 2018. Menurutnya, Danau Toba memiliki modal besar untuk masuk ke dalam daftar UGG.