Semula Hanya Lulus SD, Kini Ada Yang Kuliah
Saat itulah para mahasiswa menyelipkan pesan tentang pentingnya sekolah untuk mewujudkan mimpi-mimpi anak-anak tersebut.
Setiap pekan kehadiran anak-anak dalam sekolah juga dievaluasi. Selain sekolah "formal", mereka mendapat pelajaran tentang keterampilan. Tujuannya agar mereka memiliki kreativitas untuk mendapatkan uang lebih baik dan bisa mentas dari profesinya sebagai pemulung. Salah satunya membuat mozaik dari cangkang telur.
Dari keahlian membuat mozaik itu, kata Barlian, saat ini anak-anak sering mendapat order membuatkan mozaik. "Sistemnya pre-order. Bila ada pesanan, kami langsung mengerjakannya bersama-sama," ungkapnya.
Yang membanggakan, mereka pernah mendapat order dari sebuah perusahaan otomotif. Perusahan itu memesan gambar wajah direksi mereka dari cangkang telur.
Barlian cs terus membina anak-anak pemulung itu hingga kapan pun. Mereka juga mengajari cara pemasaran ke wilayah yang lebih luas agar produksi kerajinan Sanggar Rumah Kembang makin dikenal. Misalnya, ketika Barlian dan kawan-kawan mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Lombok, NTB, beberapa waktu lalu.
"Untuk menarik perhatian, ketika itu anak-anak saya minta membuat wajah Pak Nuh (Mendiknas) dan Presiden SBY dari cangkang telur," paparnya.
Barlian mengaku terharu. Meski Sanggar Rumah Kembang belum lama beroperasi, sudah ada sejumlah anak yang layak menjadi contoh konkret. Empat anak akhirnya bisa melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah tinggi di Bekasi.
"Apa pun, ini prestasi yang membanggakan. Mereka layak dijadikan contoh anak-anak yang lain," tandasnya. (*/c2/ari)