Senat AS Tuding Faceapp Alat Mata-Mata Rusia
jpnn.com, WASHINGTON - Senat Amerika Serikat menuding FaceApp sebagai salah satu peranti spionase yang diluncurkan Rusia. Padahal, aplikasi untuk memanipulasi foto itu sedang populer-populernya.
Yang mencetuskan tudingan itu adalah Chuck Schumer, seorang senator. Dia bahkan minta FBI menyelidiki peranti lunak untuk telepon cerdas itu. Alasannya, pengembang FaceApp adalah perusahaan dari Skolkovo, Rusia.
Partai Demokrat khawatir mereka bakal kecolongan lagi seperti pada Pilpres 2016. Kala itu Demokrat menuduh pemerintahan Vladimir Putin melakukan serangan siber untuk melumpuhkan.
"Kami khawatir data yang mereka kumpulkan digunakan pihak ketiga untuk menyerang AS," jelas Schumer menurut Agence France-Presse.
BACA JUGA: Ketahuan Jadi Mata-Mata, Diplomat Rusia Diusir dari Slovakia
Kekhawatiran Demokrat tak main-main. Komite Nasional Demokrat memperingatkan tim kampanye dan simpatisan agar tak memakai aplikasi tersebut. "Seberapa berat risikonya memang tak bisa diukur. Tapi, lebih baik menghindari risiko itu sama sekali," ungkap Ketua Keamanan Komite Nasional Demokrat Bob Lord.
FaceApp merupakan aplikasi gratis terlaris di Google Play dengan 100 juta pengguna. Karena itu, beberapa pakar teknologi mengkhawatirkan akan dibuat apa foto-foto para pengguna tersebut. Senin (15/7) pengembang software Joshua Nozzi memperingatkan bahwa FaceApp bisa mengunggah foto tanpa sepengetahuan klien.
Namun, CEO Wireless Lab Yaroslav Goncharov menyangkal semua tudingan tersebut. Menurut dia, perusahaannya hanya mengambil sebagian kecil foto untuk kepentingan riset. Sedangkan sisa foto yang diunggah ke server hanya akan bertahan 48 jam. "Kami tidak pernah menjual data kami ke pihak ketiga," ungkap Goncharov kepada Washington Post.