Senyum Muda
Oleh: Dahlan IskanTetapi saya lihat wajah ragu di kepala kernet. Maka saya jelaskan: saya tidak minta uang pengurangan harga, saya tidak akan minta dia menanggung biaya kendaraan saya ke Buraydah. Semua tanggung jawab saya sendiri.
Saya dibawa ke kantor bus itu. Panjang perdebatan mereka soal saya. Saya tangkap sekilas: bagaimana bisa keluar dari padang pasir ini.
Seperti setengah putus asa, kernet lalu membawa saya ke arah bus berhenti. Lama memandang wajah saya. Lalu keluar kata-kata pemungkasnya: beri saya 20 real, untuk makan.
Saya pun berterima kasih atas kebaikannya. Lalu dibukalah bagasi. Saya ambil tas merah kecil itu.
"Hanya itu?" tanyanya.
Isinya hanya dua lembar kain ihram dan dua potong baju dalam.
Ini musim dingin. Tidak berkeringat. Cucian pun lima jam ditinggal tidur sudah kering. Bibir saja terasa kering, apalagi hanya pakaian dalam.
Di rest area itu saya duduk di depan musala. Atur strategi.