Serahkan Duplik, Ayin Colek JPU
Pekan Depan, Vonis Kasus Suap Jaksa UripSelasa, 22 Juli 2008 – 10:09 WIB
”Sidang kami tunda sampai Selasa, 29 Juli 2008 pukul 09.00,” ujar Mansyurdin sesaat sebelum menutup sidang Senin (21/7). Setelah hakim mengetukkan palu, puluhan pendukung Ayin langsung meneriakkan, ”Hidup, Bunda”, dengan tangan terancung ke atas, lalu bertepuk tangan. Rombongan suporter Ayin diangkut dengan tiga minibus.
”Setiap orang waras yang melakukan suatu tindakan, selalu didorong oleh motif berupa keinginan dan kepentingan,” ujarnya.
Menurut Ayin, JPU tak bisa membuktikan kepentingan apa dan motifnya melakukan korupsi. Ayin berdalih, proposal dan kuitansi yang diajukan dalam sidang adalah fakta bahwa uang yang diberikan kepada Urip merupakan pinjam-meminjam, bukan menyuap agar Urip membocorkan informasi. ”Untuk kepentingan apa Artalyta membeli informasi semahal itu?” ujarnya memprotes tuntutan pidana lima tahun dan denda Rp 250 juta yang diajukan JPU.
Ayin juga meminta uang USD 660 ribu yang disita KPK dari Urip saat tertangkap tangan di dekat rumah Jalan Terusan Hang Lekir WG 9, Simprug dikembalikan. ”Supaya barang-barang bukti dikembalikan, terutama uang USD 600 ribu,” ujar Ayin.
Duplik yang dibacakan perempuan asal Lampung itu sama sekali tak menyinggung bukti rekaman KPK yang mengungkap skenario Ayin dari balik bui, termasuk bukti proposal dan kuitansi yang tiba-tiba ada di tengah sidang. Duplik kuasa hukumnya, yang kemarin minus OC Kaligis, tetap berdalih bahwa proposal dan kuitansi itu bukan rekayasa.
Bila pada sidang seminggu lalu, saat menyerahkan pleidoinya Ayin melemparkan ke meja JPU, kemarin saat menyerahkan duplik, perempuan paro baya itu mencolek bahu JPU Sarjono Turin. Koordinator JPU itu hanya tersenyum simpul menanggapi ulah terdakwa.