Serangan di Bandara, 40 Orang Tewas
jpnn.com - DONETSK - Presiden terpilih Ukraina Petro Poroshenko membuktikan ucapannya. Yaitu, dia akan mengambil kembali wilayah-wilayah yang dikuasai militan pro-Rusia. Caranya, meluncurkan operasi militer yang lebih efektif.
Beberapa jam setelah terpilih menjadi orang nomor satu di Ukraina, dia membuktikan omongan itu dengan langsung meluncurkan serangan ke Bandara Donetsk.
Operasi militer besar-besaran tersebut dilakukan mulai Senin (26/5) hingga kemarin pagi (27/5). Tidak tanggung-tanggung, pemerintah Ukraina menyerang dari darat dan udara. Total ada 40 orang yang tewas dalam serangan itu.
Sebanyak 38 orang korban berasal dari pemberontak dan dua lainnya adalah warga sipil yang terkena peluru nyasar. Selain itu, ada 31 orang yang menderita luka-luka. Serangan tersebut merupakan yang paling banyak memakan korban sejak Donetsk bergolak sekitar dua bulan lalu.
"Bandara (Donetsk) tersebut dalam kontrol kami sepenuhnya sekarang. Musuh kalah besar dan kami tidak sama sekali," ujar Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov.
Akibat pertempuran itu, Bandara Donetsk kemarin ditutup sementara. Belum diketahui secara pasti kapan penerbangan akan normal kembali.
Korban tewas karena serangan itu cukup memilukan. Pihak rumah sakit di Donetsk menegaskan, ada 31 mayat yang dibawa ke rumah sakit. Beberapa di antaranya tidak utuh. Korban yang tidak utuh tersebut meninggal karena terkena ledakan bom.
Warga Donetsk pun berdatangan ke rumah sakit kemarin pagi untuk memastikan apakah korban tewas itu salah satu keluarganya atau bukan. Namun, beberapa mayat korban sudah diambil keluarga untuk dimakamkan.
Salah seorang militan menegaskan, tentara Ukraina tidak menguasai seluruh Bandara Donetsk. Sebagian wilayah bandara masih dikuasai mereka. Namun, sebagian lainnya memang sudah dikuasai tentara Ukraina.
Meski terjadi pertempuran hebat, hanya sedikit kerusakan yang terjadi di bandara. Para ahli dari Ukraina kini memperbaiki berbagai hal agar bandara itu bisa berfungsi dengan normal.
Meski begitu, pemerintah tidak akan membuka bandara tersebut dalam waktu dekat. Sebab, para pemberontak ditakutkan memberondong tembakan ke pesawat yang akan landing. (AFP/Reuters/CNN/sha/c15/tia)