Serda Mila, Prajurit TNI di Sudan Pakai Bahasa Isyarat agar tak Dilempar Batu
Pasukan Indonesia pun juga secara sukarela mengumpulkan donasi untuk mendirikan masjid di perkampungan warga.
Kerap bersikap disiplin dan rapi saat mengerjakan tugas, pasukan Indonesia sering diperbantukan dalam berbagai tugas pasukan negara lain.
Selama di berada di sana, ia juga mengunjungi sekolah. Hatinya lagi-lagi terasa ngilu. Anak-anak belajar menggunakan sebuah papan kapur, tanpa buku.
Tanpa seragam ataupun bangunan sekolah yang nyaman. Tak semua anak bisa menikmati bangku sekolah tersebut. Hal sama ketika melihat penjara perempuan. Ia bertemu puluhan anak-anak hingga orangtua yang tak berdaya terkurung dalam satu bangunan yang sangat usang.
“Para perempuan tersebut banyak yang tidak tahu alasan kenapa mereka bisa dipenjara. Meski begitu, banyak pula anak-anak di El Geneina yang menjadi tahfiz,” ujarnya.
Badai pasir disertai angin kencang sering sekali terjadi di Sudan. Daerah lapang hamparan pasir yang begitu luas memang rentan dengan badai pasir.
Datangnya sangat tiba tiba yang dimulai dengan gemuruh angin. Suasana menjadi gelap seketika karena pasir beterbangan. Dari kejahuan pasir yang bergulung bersama angin berlarian kian dekat pernah ia saksikan sendiri.
Cuaca memang menjadi masalah berarti. Sebagai gambaran, ungkap dia, sekalipun jarum jam menunjukkan pukul 5 sore waktu setempat, tetapi matahari terasa panas menyengat hingga 45 derajat. Itu membuat sumur-sumur kering kerontang. Padahal ketersediaan air layak pakai sangat mutlak.