Sering Salah Langkah, Anies Dinilai Terlalu Percaya Bawahan
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap mengalami serangan atau kritik baik langsung maupun dari media sosial (medsos). Penyebab kritikan itu lantaran kebijakan Anies kerap menuai protes seperti revitalisasi Monumen nasional (Monas), banjir, anggaran lem aibon senilai Rp 82 miliar, penghargaan diskotik Colosseum hingga penunjukan Direktur Utama Tranjakarta yang diduga bermasalah hukum.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa Toni Rosyid mengakui sejumlah kebijakan Anies yang menuai protes tersebut harus menjadi catatan.
"Harus disadari tak ada pemimpin sempurna. Penghargaan diskotik Colosseum hingga kasus penunjukan Dirut Tranjakarta harus jadi catatan serius. Ada ketidak kontrolan Anies di situ. Ini hanya contoh setiap kebijakan intenal termasuk rekrutmen pejabat," kata Toni di acara diskusi publik bertajuk 'Mengapa Gubernur Anies Selalu Diserang, Siapa Yang Diuntungkan' di Jakarta Pusat, Selasa (25/2).
Acara yang digelar Ketua Katar (koalisi Masyarakat Pemerhati Jakarta) Sugiyanto, juga dihadiri Amir Hamzah (Ketua Budgeting Metropolitan Watch), aktivis senior Tionghoa Luis Sungkarisma, Tokoh masyarakat Betawi Ridwan saidi. Diskusi dimoderatori Ketua Amarta (Aliansi Masyarakat Jakarta) Rico Sinaga.
Toni menganggap hal yang wajar apabila seorang pemimpin mendapatkan kritikan atau serangan. Namun hal itu harus disikapi secara wajar dan tidak menanggapi setiap kritikan itu sebagai serangan.
"Jadi kritikan itu jangan dianggap sebagai kebencian namun serangan itu sebagai upaya agar Anies tidak terlalu mendengarkan bawahannya yang belum tentu benar. Karena selama ini Anies terlalu percaya kepada bawahannya, namun beberapa kebijakan justru mendapat protes," urainya. (dil/jpnn)