Seriusi Pengelolaan Danau untuk Memperbanyak Destinasi Wisata
Sembilan destinasi lainnya adalah Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Pulau Komodo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
Arief lantas menjadikan danau di Hangzhou, Tiongkok sebagai benchmarking pengelolaan Danau Toba. Hangzhou memiliki Danau Xi Hu atau West Lake yang sangat terkenal. Pada 2015 lalu, danau yang dikenal dengan cerita Sampek Eng Tai dan legenda Ular Putih itu didatangi 120 juta wisatawan domestik dan tiga juga wisatawan mancanegara.
Menurut Arief, Dana Toba memiliki potensi menjadi world class tourism destination. Sebab, Danau Toba merupakan danau terdalam di dunia.
Danau Toba juga danau vulkanik terbesar di dunia. Selain itu, Danau Toba juga danau terbesar kedua setelah Victoria Lake di Afrika.
“Pengaturan kunjungan wisatawan ke danau di Hangzhou sudah luar biasa. Aspek 3A (atraksi, akses, dan amenitas) juga telah terintegrasi dengan baik,” kata mantan Dirut PT Telkom itu.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, diperlukan terobosan agar dapat mengatasi permasalahan pengelolaan danau. “Penyelamatan danau sangat mendesak untuk ditangani agar danau tetap mampu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,” ujarnya.
Mantan menteri keuangan itu menuturkan, multiguna ekosistem danau dalam menopang kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya memerlukan sistem pengelolaan yang memenuhi kaidah tata ruang yang benar. Selain itu, juga dipelukan regulasi dan kelembagaan yang jelas dan kelestarian fungsi ekosistemnya yang terus terjaga.
Bambang menambahkan, pemanfaatan ekosistem danau seharusnya selaras dengan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan pengelolaan danau terpadu yang berbasis pada pendekatan holistik dari aspek ekonomi, sosial, budaya, tata ruang, serta kepariwisataan.