Setelah Dicoba Soimah
Oleh: Dahlan IskanKetika peristiwa Mei 1998, Fatia adalah ketua Kalyanamitra. Yakni, sebuah LSM perempuan. Yang melakukan advokasi anti kekerasan terhadap perempuan dan hak-hak perempuan.
"Mei 98 saya diangkat menjadi ketua Tim Relawan untuk Kekerasan terhadap Perempuan," ujar Fatia.
Tugasnyi, mendampingi dan mendokumentasi pemerkosaan Mei 98 dan membawa kasus tersebut ke komisi tinggi HAM PBB di Jenewa, Swiss.
Fatia lantas aktif di dunia advokasi perempuan internasional. Empat tahun lalu Fatia dan suami pindah ke kota kelahiran: Jogja. Sampai sekarang.
Suami Fatia memang, juga, kelahiran Jogja. Anda sudah tahu siapa beliau: Hersri Setiawan. Kini 85 tahun.
Beliau adalah seniman, penulis, dan aktivis kebudayaan. Hersri sembilan tahun ditahan di Pulau Buru –bersama, antara lain, sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Tanpa diadili.
Hersri dianggap terlibat pemberontakan G-30-S/PKI. Ia adalah ketua Lekra Jateng –lembaga kebudayaan yang berafiliasi ke Partai Komunis Indonesia.
Tidak lama setelah keluar dari Pulau Buru, Hersri hidup di Belanda. Sendirian. Istri Hersri sudah meninggal 18 tahun sebelumnya. Saat itu Fatia juga lagi kuliah di Belanda. Keduanya kemudian menikah di masjid di Amsterdam.