Setelah Enam Dekade, Korut Pulangkan Kerangka 55 Prajurit AS
Kemarin AS mengirimkan pesawat militer Boeing C-17 Globemaster III ke Wonsan, Korut. Di sana pesawat tersebut mengangkut peti-peti mati berisi kerangka para prajurit. Selanjutnya, dari Wonsan, pesawat itu menuju Pangkalan Udara Osan, Pyeongtaek, Korsel.
Rencananya, upacara resmi serah terima kerangka prajurit-prajurit AS tersebut digelar pada Rabu (1/8). Setelah itu, peti-peti tersebut bakal diterbangkan lagi ke pangkalan militer AS di Hawaii untuk keperluan observasi.
Di Hawaii pemerintah akan memastikan kerangka-kerangka itu milik personel militer AS. Proses tersebut, konon, membutuhkan waktu bertahun-tahun.
’’Kini kami sedang mempersiapkan upacara penghormatan untuk prajurit-prajurit kami yang gugur itu,’’ ujar Komandan Pasukan AS di Korea Jendral Vincent K. Brooks seperti dilansir Reuters.
John Zimmerlee, salah seorang putra prajurit yang hilang, menyatakan bahwa tidak ada jaminan 55 jenazah tersebut adalah tentara AS. Pendiri Korean War Prisoners Of War and Missing In Action Network itu menegaskan bahwa mereka bisa saja tentara Inggris, Australia, Belgia, atau negara lainnya. Sebab, negara-negara tersebut juga ikut terjun dalam Perang Korea di bawah naungan bendera PBB.
Momen penyerahan jenazah itu bertepatan dengan peringatan 65 tahun berakhirnya Perang Korea. Pada 1953 perang Korut dan Korsel diakhiri dengan gencatan senjata. Karena tidak pernah ada kesepakatan damai yang menandai akhir permanen peperangan sebagaimana negara-negara lain, status dua Korea tersebut masih berperang.
Kemarin Korsel menyambut baik pemulangan kerangka prajurit AS oleh Korut itu. Seoul menegaskan bahwa itu bisa meningkatkan rasa percaya Korsel terhadap Korut. Demikian juga kepercayaan AS terhadap Korut.
Departemen Luar Negeri AS bahkan mengaku siap membantu Korut dan Korsel mewujudkan perdamaian permanen begitu Pyongyang bebas nuklir.