Setelah Putusan MK, Dukungan Politik Kepada Prabowo-Gibran Diprediksi Makin Menguat
“Sebab Gibran itu suka tidak suka, kita percaya tidak percaya Gibran itu masih kader PDIP dan Gibran tidak pernah mengundurkan diri, PDIP sendiri juga tidak pernah memecat Gibran. Artinya dalam pemerintahan Prabowo-Gibran nanti PDIP memiliki kadernya sebagai seorang wakil presiden,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tamil mengatakan komunikasi politik antara presiden terpilih Prabowo Subianto dengan partai-partai lain seperti Nasdem yang berada di kubu 01 dan rencana pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai simbol dari 03, menjadi penanda elite parpol setidaknya mengakui kemenangan Prabowo-Gibran.
“Jadi, saya kira cukup clear simbol-simbol politik yang di ruang publik itu yang bisa kita tangkap. Kendatipun hari ini ada poin demi poin yang dipertontonkan di MK, saya kira itu sekadar boleh kita katakan bunga-bunga dalam perpolitikan yang menghiasi pilpres hari ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut Tamil mengatakan para elite parpol sudah seharusnya realistis melihat tuduhan yang disampaikan dengan fakta dan bukti-bukti di persidangan tidak linear, seperti politisasi bantuan sosial (bansos), keterlibatan aparat negara, pengangkatan penjabat (pj) kepala daerah untuk memenangkan Prabowo-Gibran dan lainnya sangat lemah.
“Seperti apa yang kita lihat pada sidang MK itu, apa yang dipaparkan oleh para menteri dan kemudian apa yang disampaikan oleh para ahli dalam persidangan ya memang kita harus realistis bahwa bansos itu tidak ada liniarisasinya dengan kemenangan para kandidat tertentu,” ucapnya.
Selain itu, bansos juga kata Tamil ada pengaruhnya terhadap elektabilitas kandidat secara signifikan, terbukti dari tidak sedikti para calon legislatif (caleg) yang sudah mengeluarkan bansos untuk pemilih, tetapi tetap saja tidak terpilih.
“Kita bisa melihat tolok ukurnya begini. Kita lihat dalam pemilihan umum yang sama dalam konteks pemilihan legislatif berapa banyak para caleg-caleg gitu yang kemudian jor-joran membagikan bantuan sosial bahkan uang tunai tetapi juga tidak terpilih,” paparnya.
Dia menjelaska instrumen bansos dan instrumen pemberian lain-lainya itu tidak menjamin keterpilihan seseorang.