Setiap Hari Tukang Tambal Ban Tabung Rp 20 Ribu, Sekarang Naik Haji
Subandi tidak pernah menyangka bisa berhaji bersama istri. Masa lalunya cukup sengsara. Dia hampir meneteskan air mata saat bercerita.
Mata kakek dua cucu itu berkaca-kaca. ''Dulu, makan hanya sekali sehari itu sering,'' ucapnya.
Sejak usia 7 tahun dia bertanggung jawab membantu ibunya. Saat remaja, dia membiayai empat adiknya yang masih kecil.
Subandi yang juga masih kecil mencari kerja sebisanya. Yang penting halal. Bahkan, dia rela tidak makan asal ibu dan adik-adiknya tidak kelaparan. Saat perut melilit karena tidak ada makanan, dia hanya terdiam.
BACA JUGA : Ternyata Begini Cara Calon Haji Sembunyikan Rokok Sebelum Berangkat
Dalam keadaan terpaksa, dia mengambil pepaya dan mangga yang tumbuh liar di jalan. Dia juga sudah puas bisa mencecap tebu yang masih tumbuh.
''Maaf, itu salah. Tapi, itu dulu karena lapar,'' kata bapak tiga anak tersebut berterus terang.
Dengan pengalaman sulitnya hidup itu, Subandi suka membantu orang lain. Tambal bannya sengaja dibuka 24 jam.