Share Keuangan Syariah Masih 5 Persen
jpnn.com - SURABAYA – Bank Indonesia (BI) mendorong akselerasi ekonomi syariah dengan menggandeng pondok pesantren (ponpes). Ponpes diharapkan tidak hanya menjadi pusat pengembangan keilmuan Islam.
Tetapi, ponpes juga sebagai laboratorium atau inkubator untuk melatih praktik ekonomi syariah secara riil.
’’Banyak pesantren yang sudah mempunyai unit usaha, tapi belum berkembang maksimal. Makanya, kami mendorong mereka supaya mempunyai inkubator bisnis,’’ kata Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Budi Widihartanto.
Rencananya, BI meluncurkan program tersebut pada Agustus 2016. Namun, pelatihan pra-peluncuran program inkubator bisnis itu diadakan di Malang pada akhir Juni 2016.
Pelatihan tersebut diikuti 17 ponpes di Jatim. Ponpes yang mengikuti program inkubator bisnis itu minimal memiliki 3.000 santri. Selain itu, BI memilih ponpes yang sudah punya bisnis sendiri. ’’Ada ponpes yang punya usaha travel, BMT (baitul maal wat tamwil), dan lain-lain,’’ kata Budi.
Sebagai pilot project, pengembangan ponpes sebagai inkubator bisnis akan dilakukan di tiga ponpes. Yaitu, Ponpes Bahrul Ulum Jombang, Ponpes Sunan Drajat Lamongan, dan Ponpes Tebu Ireng Jombang.
Ponpes Bahrul Ulum akan menjadi pusat inkubator bisnis keuangan mikro syariah. Sementara itu, untuk Ponpes Sunan Drajat dan Ponpes Tebu Ireng, masing-masing menjadi pusat inkubator agrobisnis serta inkubator perdagangan dan jasa.
Dalam pengembangan inkubator tersebut, BI bekerja sama dengan Laboratorium Pengembangan Ekonomi Islam (LPEI) Universitas Airlangga serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian ITS.