Targetkan Green Growth, Ini 3 Proyek Kolaborasi dari SCG di ESG Symposium 2024
jpnn.com, JAKARTA - Komitmen inclusive green growth, atau ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan, membutuhkan kolaborasi berbagai pihak; akademisi sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan inovasi, investor sebagai mitra pendanaan strategis, pemerintah sebagai fasilitator melalui kebijakan yang mendukung, dan pelaku industri swasta sebagai pelaksana implementasi konkret di lapangan.
SCG, pemimpin bisnis regional dengan beragam unit bisnis di ASEAN, telah mengupayakan bisnis berbasis ESG yang dipersonalisasi kedalam prinsip ESG 4 Plus, mencakup mencakup upaya Net Zero, menciptakan produk hijau dan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan sosial (reduce inequality), dan merangkul kolaborasi (embrace collaboration).
Sebagai bentuk perwujudan prinsip tersebut, SCG menggandeng berbagai pihak baik dari sektor swasta dan pemerintah, untuk mendiskusikan gagasan serta proyek-proyek kolaboratif untuk mencapai inclusive green growth pada gelaran ESG Symposium 2024 di Jakarta, 19 November lalu, di antaranya:
1. Low Carbon City Saraburi: Pembangunan Kota Rendah Karbon
Low Carbon City di Saraburi adalah pusat industri manufaktur besar di Thailand, termasuk industri semen, yang kini menjadi model inovasi ekosistem rendah karbon.
Hingga saat ini, 1.605 pabrik beroperasi di wilayah tersebut dan menyumbang sekitar 67% dari total pendapatan negara.
Proyek ini dipimpin langsung oleh Pemerintah Provinsi Saraburi, dengan dukungan Thailand Cement Manufacturer Associations (TCMA), termasuk SCG, Federasi Industri Thailand Provinsi Saraburi, tujuh kementrian Thailand, serta berbagai mitra global seperti World Economic Forum (WEF), dan pendanaan sebesar 200 juta Baht dari Green Fund Pemerintah Kanada.
Menurut Sustainable Development Director SCG Nuttavut Intarode, mencapai pembangunan rendah karbon, perlu penyelarasan antara tujuan nasional dengan praktik industri melalui rencana strategis.